Kiblat Info Kita. Com// Lampung// Aktifis perempuan Lampung lakukan audiensi dengan Rektor UNILA, Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A.IPM., audiensi dihadiri lembaga advokasi perempuan DAMAR, Forkom Puspa Lampung, PW Fatayat Nu, Lampung Democracy Studies (LDS), Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Mulead Lappung serta KOPRI PMII di Ruang Rektor Universitas Lampung, Senin (06/02/23).Audiensi dilakukan untuk mendukung dan apresiasi kepemimpin perempuan pertama di Universitas Lampung setelah 7 periode kepemimpinan Rektor sebelumnya laki laki. Serta mendukung reformasi birokrasi dan tata kelola Unila yang lebih ramah perempuan dan inklusifAna Yunita, Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR berharap unila menjadi kampus aman, bebas kekerasan dan inklusif. Kampus hijau dg sanitasi baik, ramah perempuan dan disabilitas. Lusmeilia Afriani menyebut Unila telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) untuk mendukung kerja kerja terkait penghapusan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Lampung.”Ada satu daerah atau sekolah yang menjadi percontohan. Yang dibina tidak hanya kalangan mahasiswa tetapi penting juga untuk melakukan edukasi terhadap orang tua dan masyarakat luas” tutur Lusmeilia.Ia menyebutkan bahwa faktor utama adalah pergaulan, “jika merefleksi di sekolah dasar hingga di bangku perkuliahan yang rangking atas paling banyak perempuan. Tetapi jenjang pekerjaan dan ruang publik perempuan sedikit. Apakah perempuan yang berfikir praktis?” sambungnya.Lusmeilia mengatakan perlu adanya edukasi kesetaraan gender, “karena perempuan dibentuk seperti itu dan unila mendukung serta berkomitmen untuk tercapainya kesetaraan gender. Kami siap bekerjasama dalam menjalankan program terkait itu”.Ana mengatakan perguruan tinggi punya peranan penting, “apalagi berbicara tri darma. Kemitraan dan strategi bersama paling penting. Terkait satgas kami merespon bahwa satgas menjadi penting di kampus dan membangun sinergi penanganan lintas sektor”.Yuli, Ketua FORKOM Puspa Lampung mengatakan satgas kampus harus bermitra dengan lembaga layanan, karena ada bagian bagian yang tidak bisa dilakukan kampus.”Jika membicarakan perspektif gender bayangan yang muncul adalah keadilan dan inklusi sosial. Saya melihat bahwa kampus unila telah menjadi kampus hijau, tetapi yang menjadi kerja sinergi kita adalah menjadikan warga kampus juga menjadi manusia yang hijau” kata Yuli.Melalui LP2M, Unila akan terus menggalakkan workshop atau seminar dengan melibatkan lembaga layanan dan organisasi terkait, “kami akan membuat satu kegiatan pengabdian dan membangun sinergi bersama sebagai wujud tri darma perguruan tinggi.” Tutup lusi