Presiden Prabowo dan Wapres Gibran saat membuka Kongres ke-18 Muslimat NU di SurabayaPresiden Prabowo dan Wapres Gibran saat membuka Kongres ke-18 Muslimat NU di Surabaya
Spread the love

Kongres ke-18 Muslimat NU Resmi Dibuka, Presiden Prabowo Hadir Bersama Ribuan Kader

Surabaya – Kongres ke-18 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi dibuka pada Senin (10/2/2025) di Jatim Expo Surabaya dengan lantunan tabuhan rebana yang dimainkan secara serentak oleh seluruh peserta yang hadir. Acara pembukaan ini dihadiri oleh jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), termasuk Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar. Tak hanya itu, Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut serta dalam prosesi pembukaan yang dihadiri oleh ratusan ribu kader Muslimat NU.

Para peserta juga disuguhkan penampilan seni budaya berupa Tari Saman Selamat Datang yang dibawakan oleh siswa SMP dan SMA YPS NU Khadijah Surabaya, serta iringan orkestra dari SMA NU Gresik yang semakin menyemarakkan suasana pembukaan kongres.

Mengusung Tema Kemandirian dan Peradaban

Kongres ke-18 Muslimat NU mengangkat tema Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, dan Meneduhkan Peradaban. Sebelumnya, kongres ke-17 digelar di Jakarta pada 24 November 2016. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa kader Muslimat NU merupakan garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Khofifah juga melaporkan capaian besar yang telah diraih Muslimat NU, termasuk pengelolaan 209 panti asuhan, 111 layanan kesehatan dengan 49 rumah sakit, serta 72.492 majelis taklim yang tersebar di berbagai daerah. Selain itu, ribuan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK juga berada di bawah koordinasi Muslimat NU. Ia menekankan bahwa gerakan ini bertujuan meneduhkan peradaban, mengingat peran strategis kaum ibu dalam membangun bangsa. “Bila ibu-ibu baik, maka dunia akan baik. Tentu harus disertai dengan peran bapak yang baik pula,” ujar Khofifah.

Peran Strategis Ibu dalam Membangun Generasi Emas

Dalam kesempatan yang sama, Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar mengutip penyair Mesir, Hafidz Ibrahim, dengan menyebut bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ia menegaskan bahwa NU dan negara telah menyiapkan kaum ibu sebagai madrasah yang mencetak generasi unggul.

“Islam mengakui kekuatan dan kemuliaan para ibu. Ibu ibarat madrasah yang mengolah dan mempersiapkan generasi masa depan. Mereka adalah kunci dalam menyongsong bonus demografi pada puncaknya tahun 2035 serta mewujudkan generasi emas pada 2045,” jelasnya.

Kehadiran Presiden Prabowo dalam acara ini turut didampingi beberapa menteri, antara lain Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, serta Menteri Sosial sekaligus Sekjen PBNU Saifullah Yusuf. Para tokoh penting ini sudah lebih dulu hadir dan menempati kursi undangan bersama jajaran pengurus Muslimat NU.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen dalam membangun peradaban, Kongres ke-18 Muslimat NU menjadi momentum penting bagi peran strategis perempuan dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *