Pesisir Barat, Lampung – Tragedi mengguncang tanah Pesisir Barat, Lampung, setelah dua bocah kakak beradik ditemukan tak bernyawa dalam pelukan terakhir mereka di sebuah kebun terpencil. Kejadian memilukan itu terjadi pada Rabu malam, 14 Mei 2025, saat warga Desa Marang menemukan tubuh Arjun Tauladan (8 tahun) dan Kholifah Khoirunisa (4 tahun), bersimbah darah dan penuh luka tusukan senjata tajam.
Penemuan ini segera menciptakan gelombang duka dan kemarahan di masyarakat. Warganet pun riuh menuntut keadilan atas tragedi kemanusiaan tersebut.
Kondisi jenazah yang ditemukan memperlihatkan bekas kekerasan brutal. Tak hanya sekadar meninggal, kedua bocah malang itu diduga menjadi korban pembantaian keji. Bahkan, yang paling menyayat hati, mereka ditemukan saling berpelukan—seakan tahu maut akan datang bersama-sama.
Mabes Polri Turun Tangan
Menyadari eskalasi kasus yang menyita perhatian publik ini, Mabes Polri akhirnya bergerak cepat. Tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) diterjunkan langsung ke lokasi untuk membantu menguak misteri tragis tersebut.
“Kami telah mengirimkan tim Puslabfor dan penyidik dari Bareskrim untuk memperkuat investigasi. Ini kasus serius, dan kami berkomitmen mengungkap siapa dalangnya,” ujar seorang pejabat Mabes Polri yang enggan disebutkan namanya.
Polisi Periksa 23 Saksi
Kapolres Pesisir Barat, AKBP Bestiana, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memeriksa 23 saksi dari berbagai kalangan, mulai dari tetangga hingga orang yang terakhir melihat kedua bocah itu.
“Kami masih menelusuri jejak pelaku. Beberapa barang bukti sudah kami amankan, namun untuk saat ini, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka,” jelas Bestiana kepada wartawan.
Motif Masih Gelap, Warga Diminta Waspada
Hingga kini, motif pembunuhan sadis ini masih menjadi tanda tanya besar. Apakah karena dendam pribadi, ritual mistis, atau kekerasan seksual, belum bisa dipastikan. Polisi meminta warga tetap waspada dan melaporkan segala bentuk aktivitas mencurigakan, terutama terhadap anak-anak.
“Kasus ini menjadi prioritas utama kami. Kami harap masyarakat dapat membantu memberikan informasi sekecil apa pun,” lanjut Bestiana.
Tangisan Keluarga Pecah
Suasana duka masih menyelimuti rumah duka. Tangisan ibu korban nyaris tak henti sejak jenazah anak-anaknya dibawa pulang. Warga setempat pun ikut larut dalam kesedihan.
“Arjun dan adiknya itu anak baik. Mereka sering main di sekitar rumah. Kami nggak nyangka, kenapa tega sekali pelakunya,” ujar salah satu tetangga.
Publik Desak Pemerintah Ambil Sikap
Kasus ini pun mencuat ke media sosial. Warganet ramai-ramai mengunggah tagar #KeadilanUntukArjunKholifah, menuntut pemerintah dan aparat tidak tinggal diam atas tragedi ini. Banyak yang menyuarakan pentingnya sistem perlindungan anak di daerah yang rawan kekerasan.
Kasus kematian Arjun dan Kholifah bukan hanya menjadi tragedi keluarga, tetapi juga tragedi kemanusiaan. Di tengah maraknya kekerasan terhadap anak, peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa sistem perlindungan anak perlu diperkuat, dan keadilan harus ditegakkan, secepat mungkin.