Kewajiban Zakat Fitrah bagi Setiap Muslim
Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, serta orang kaya maupun miskin. Kewajiban ini harus ditunaikan setiap bulan Ramadhan sebagai penyempurna ibadah puasa.
Dalam pelaksanaannya, zakat fitrah umumnya dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat setempat. Namun, sebagai alternatif, pembayaran juga dapat dilakukan dengan uang tunai yang nilainya setara dengan harga bahan makanan pokok tersebut.
Menurut panduan yang dipublikasikan oleh NU Online dalam artikel berjudul “Tuntunan Praktis Zakat Fitrah”, setiap individu diwajibkan membayar zakat fitrah sebesar satu sha’ atau setara dengan 2,7 hingga 3 kilogram makanan pokok. Zakat ini harus disalurkan kepada salah satu dari delapan golongan penerima zakat (mustahiq), yaitu:
- Fakir (orang yang tidak memiliki harta atau penghasilan yang mencukupi kebutuhan sehari-hari).
- Miskin (orang yang penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan dasar).
- Amil (pengelola zakat).
- Muallaf (orang yang baru masuk Islam).
- Riqab (budak yang ingin memerdekakan diri).
- Gharim (orang yang memiliki utang dan kesulitan membayarnya).
- Fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah).
- Ibnu Sabil (musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan).
Niat Zakat Fitrah Sesuai Peruntukannya
Sebelum menunaikan zakat fitrah, seseorang diwajibkan untuk membaca niat. Niat dapat diucapkan dalam hati, tetapi lebih dianjurkan untuk dilafalkan. Berikut adalah niat zakat fitrah berdasarkan peruntukannya:
- Untuk diri sendiri: ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an nafsî fardhan lillâhi ta’âlâ
(“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, wajib karena Allah Ta‘âlâ.”) - Untuk istri: ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an zaujatî fardhan lillâhi ta’âlâ
(“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, wajib karena Allah Ta‘âlâ.”) - Untuk anak laki-laki: ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an waladî (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ
(“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku…. (sebutkan nama), wajib karena Allah Ta‘âlâ.”) - Untuk anak perempuan: ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an bintî (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ
(“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan nama), wajib karena Allah Ta‘âlâ.”) - Untuk diri sendiri dan keluarga: ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ تَلْزَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘annî wa ‘an jamî’i mâ talzamunî nafaqâtuhum fardhan lillâhi ta’âlâ
(“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, wajib karena Allah Ta‘âlâ.”) - Untuk orang yang diwakilkan: ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ (..…) ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ
(“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama spesifik), wajib karena Allah Ta‘âlâ.”)
Doa Mustahiq untuk Muzakki
Setelah menerima zakat, mustahiq dianjurkan untuk mendoakan muzakki (pemberi zakat). Salah satu doa yang dapat dibaca adalah:
ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ
Âjarakallâhu fî mâ a’thaita wa bâraka fî mâ abqaita wa ja’alahu laka thahûran
(“Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan, dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.”)
Dengan memahami hukum, tata cara, dan niat zakat fitrah, diharapkan umat Islam dapat menunaikannya dengan benar dan sesuai tuntunan syariat.